CERPEN: Rahasia Dibalik Buku Usang

“Uh.. Debunya banyak banget” keluh Clara kepada Clary, kakak kembarannya.

        Clary dan Clara adalah kakak beradik bagaikan pinang di belah dua. Mereka berdua sedang berlibur di rumah nenek mereka.

        “Ih.. Clara, ini kan gudang ya otomatis banyak debunya dong!” jawab Clary dengan kesal.

       “Tapi, kenapa coba kita ke sini? Apa kakak mau temenan sama tikus-tikus yang menjijikan itu?” Tanya Clara sambil menunjuk tikus-tikus yang dimaksud.

        Tiba-tiba Clary menemukan sebuah buku yang sudah usang. Merekapun membuka buku tersebut dan mencermati isinya. Ternyata buku tersebut berisi puisi-puisi cinta. Tapi, dalam buku tersebut tidak terdapat nama pengarangnya. Lalu mereka menyimpan buku tersebut dan mencari tahu siapa pengarangnya.

        Keesokan harinya…

        “Nenek… lagi ngapain?” Tanya Clara.

        “Clara… Ini, nenek sedang melukiskan pemandangan. Pagi yang cerah ini jangan disia-siakan. Kalau kamu sendiri sedang apa?”

        “Ah.. nenek memang hebat! Kalau aku mau pergi sarapan. Makanya aku ke sini, mau mengajak nenek sarapan. Udah ditunggu sama yang lainnya.”

        Sarapanpun selesai. Si kembar pergi ke teras. Mereka membuat rencana untuk mencari tahu si pemilik buku usang. Hari demi hari mereka lalui. Tapi, mereka belum menemukan si pemilik buku usang tersebut. Clara sudah mulai lelah untuk mencari siapa pemiliknya. Tapi, Clary tetap berusaha menghibur Clara dan melaksanakan rencana yang sudah mereka buat.

        “Aduh… gimana ini, bu? Pihak penerbit sudah menunggu. Saya sudah cari di gudang, tapi tidak ada. Penerbit akan menunggu sampai hari Jumat. Berarti kesempatan kita untuk mencari hanya empat hari.”

        “Kita cari saja dulu, mungkin terselip. Jangan panik ya?!”

        Di tempat yang berbeda…

        “Kak, aku menemukan kertas ini di depan pintu kamar nenek.” Kata Clara sambil menyerahkan secarik kertas yang didapatnya kepada Clary.

        Clary membuka dan …

        “Ini kan puisi cinta.”

        “Tapi, ada yang aneh, Kak.”

        “Iya. Tulisan dan kertasnya sama dengan yang ada di buku usang.”

        Mereka sudah menemukan petunjuk. Dan keesokan harinya, mereka mencoba mencari tahu maksud petunjuk itu.

        “Bu…”

        “Ada apa Lastri?”

        “Ini, Bu. Saya hanya menemukan secarik kertas ini di gudang.”

        Ini kan puisi yang pernah ibu buat dulu. Tapi, buku itu di mana ya?”

        Hari demi hari pun telah dilewati. Besok adalah hari di mana pihak penerbit harus sudah menerima sample dari Ratna.

        “Duh.. gimana nih, Kak? Udah sepuluh hari kita cari. Tapi, hasilnya? Nihil…”

        “Sabar sedikit dong, Clara. Kita masih menemukan pemilik buku usang tersebut.”

        Di lain tempat…

        “Bu, tinggal hari ini. Tapi, kita menemukan pemilik buku usang tersebut.”

        “Sabar dong, Lastri.”

        Hari yang menegangkan bagi Ratna dan Lastri pun tiba.

        “Kak, kita ke sungai, yk!”

        Si kembar pergi ke sungai. Mereka tidak tahu kalau pihak penerbit akan datang.

        “Bu, gimana ini? Saya sudah tanyakan kepada penghuni rumah ini, tapi hasilnyatidak ada.”

        “Clary dan Clara mana?”

        “Mereka sedang keluar bu.”

        Siang harinya pihak penerbit datang. Keadaan rumah pun panic kecuali Ratna.

        “Bagaimana, Bu?”

        “Begini, Pak. Kami sudah mencari tapi hasilnya nihil.”
        “Tapi kontrak kita bagaimana?”

        “Tri, mereka pulang jam berapa?”

        “Sebentar lagi kok, Bu. Lima belas menit lagi.”

        “Kita tunggu mereka pulang.”

        Si kembar pun pulang…

        “Ada apa, Mah?”

        Lastri menceritakan semuanya.

        “Oh… Jadi pemilik buku usang itu nenek?”

        “Ha.. ha.. ha….”

        Mereka semua tertawa setelah mendengar cerita Clara.

Selesai

Nb: cerita ini kubuat setahun yang lalu. Jadi ceritanya masih belum bagus *emang sekarang bagus?? Hehe*. Masi kekanak-kanakan gitu. Dan sebenarnya gap antes buat di share, tapi, ini kan karyaku, ini juga blog ku, so terserah aku kan? Hehe… Semoga terhibur deh.. Coment nya ya…….